Dream - Dua jemaah haji tertinggal di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi. Mereka adalah Rasadi Radin Paero Sentono, kloter SUB-41 asal Surabaya, dan Petta Lindrung Petta Sakka, jemaah yang tergabung dalam kloter PLM-10.

Usut punya usut, kedua jemaah ini tertinggal karena sibuk mengenakan ihram saat tiba di Bandara Jeddah. Sementara, kelompok mereka telah bertolak ke Mekah. Padahal, panitia telah berulang kali mengimbau jemaah haji gelombang ke dua supaya berihram di tanah air.

Saat rombongan mereka berangkat ke Mekah, Rasadi sedang berihram di toilet. Sementara Petta sholat sunah. Parahnya lagi, paspor mereka berada di tas tenteng dan sudah dibawa jemaah lain ke dalam bus. Sehingga mereka berada di Bandara Jeddah nyaris tanpa identitas.

Kepala Daker Bandara, Arsyad Hidayat, menuturkan, kejadian ini sebetulnya tak perlu terjadi seandainya jemaah haji menaati aturan untuk berihram sejak di Tanah Air.

“Ini menjadi perhatian serius bagi para jemaah haji yang belum berangkat. Selain harus sudah berihram dari embarkasi, juga harus memperhatikan penyimpanan paspor," ujar Arsyad, di Bandara Jeddah, Selasa 31 Juli 2018.

Meski tertinggal, dua jemaah itu tetap berupaya disusulkan dengan pengurusan surat jalan dari Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi.

Selama di Daker Bandara, kedua jemaah ini selalu ditenangkan oleh para petugas. Selain disuguhi makanan dan teh manis hangat, para petugas juga terus meyakinkan mereka bahwa akan digabungkan dengan kloternya.

Arsyad mengimbau semua Ketua Rombongan (Karom) dan Ketua Regu (Karu) lebih memperhatikan keberadaan jemaah haji. Kepedulian antar jemaah haji juga harus ditingkatkan, supaya tidak ada jemaah yang terpisah dari rombongannya.

Arsyad berharap jemaah selalu menyimpan identitas yang dimilikinya. "Jangan menyimpan paspor di tas tentengan, passport tetap harus disimpan di tas paspor dan terus dibawa sendiri,” kata dia.

Laporan jurnalis Dream, Maulana Kautsar, dari Tanah Suci